Selasa, 15 Oktober 2019

COMMON ANODA ( CA )


  • PENGERTIAN COMMON ANODA
           Common Anoda adalah penggabungan kaki-kaki anoda dari komponen-komponen. Artinya, mereka membutuhkan Arus positif. Untuk dapat menjalankan fungsinya (dalam hal pulsa, saat LOW[1] ). Karena kaki negatif, berarti membutuhkan arus postif. Sehingga komponen dengan common anoda dapat dijalankan dengan tegangan 3-5 volt. Common anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki anoda.

             Perhatikan gambar berikut :


susunan LED common anoda

  • LED 7 SEGMEN TIPE COMMON ANODA 
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Anoda
  • CARA MENYALAKAN RANGKAIAN LAMPU LED (COMMON ANODA) MENGGUNAKAN PORT PARAREL 
Common Anode adalah nilai common atau pin yang berlogika atau bernilai positif sedangkan Common Cathode berlogika atau bernilai negatif. Untuk lebih mudah menghafal, bisa menggunakan slogan ini, KaPAN => Katoda Positif Anoda Negatif. Positif dan negatif tersebut adalah relatif terhadap nilai acuan. Misal kita ambil contoh seven segment tipe anode (anoda) dan cathode (katoda). Di sebelah kanan adalah 7 segment tipe anoda sedangkan di sebelah kiri tipe katoda.
7segmen_ca-cc
Common adalah pin yang terhubung ke semua segment. Common Cathode, seperti telah dijelaskan tadi, berfungsi sebagai GND sehingga logika yang diberikan kepada segment adalah ACTIVE HIGH atau 1. Common Anode sebagai VCC sehingga logika yang diberikan kepada segment adalah ACTIVE LOW atau 0. Oleh karena fakta tersebut, bisa juga disimpulkan bahwa COMMON CATHODE adalah ACTIVE HIGH sedangkan COMMON ANODE adalah ACTIVE LOW.
Aplikasi yang digunakan untuk mengendalikan tampilan 8-LED merupakan aplikasi yang paling sederhana, karena untuk menghidupkan dan mematikan sebuah LED hanya dibutuhkan tegangan standar TTL dengan komponen tambahan berupa sebuah resistor untuk pembatas arus.
Pada aplikasi yang menggunakan 8 buah LED pada Port Data, dan groundnya di hubungkan ke kaki 1 pada Port Control.
Common katoda
Rangkaian Interface Pengendali 8-LED Common Anoda
Logika rangkaian diatas adalah Control Register digunakan sebagai VCC, dan Data Register digunakan sebagai GND. Pada bahasa C alamat adalah : Bila LED 1 yang menyala maka kondisi pada port 2 adalah 0/LOW dan port 1 adalah 1/High. Bila dikonversikan ke Hexadecimal maka 11111110 = 0xFE.

Tabel Pengaktifan Seven Segment Display

ANGKAhgfedcba
000111111
100000110
201011011
301001111
401100110
501101101
601111101
700000111
801111111
901101111
Catatan :
1 = ON (High)
0 = OFF (Low)











Jumat, 07 Juni 2019

TURUNAN KEDUA SUATU FUNGSI

Pada pembahasan ini kita akan berlatih untuk melakukan hal-hal berikut.
  1. Menentukan selang di mana suatu fungsi cekung ke atas atau cekung ke bawah.
  2. Menemukan titik belok grafik suatu fungsi.
  3. Menerapkan Uji Turunan Kedua untuk menemukan nilai ekstrim suatu fungsi.

Kecekungan

Karakteristik suatu fungsi yang naik atau turun dapat kita gunakan untuk mendeskripsikan grafik fungsi tersebut. Selain itu, apabila kita tahu dimana letak selang yang membuat f ’ naik atau turun maka kita dapat menentukan di mana grafik fungsi fakan cekung ke atas atau cekung ke bawah.
Definisi Kecekungan
Misalkan f terdiferensialkan pada selang buka I. Grafik f akan cekung ke atas pada I jika f ’ naik pada selang tersebut dan akan cekung ke bawahpada I jika f ’ turun pada selang tersebut.
Interpretasi grafis kecekungan dari suatu fungsi berikut akan sangat berguna.
  1. Misalkan f terdiferensialkan pada selang buka I. Jika grafik f cekung ke atas pada I, maka grafik f berada di atas semua garis singgungnya pada selang tersebut. (Lihat gambar (a) di bawah).
  2. Misalkan f terdiferensialkan pada selang buka I. Jika grafik f cekung ke bawah pada I, maka grafik f berada di bawah semua garis singgungnya pada selang tersebut. (Lihat gambar (b) di bawah).

Untuk menemukan selang buka di mana suatu grafik fungsi f cekung ke atas atau cekung ke bawah, kita harus menemukan selang di mana f ’ naik atau turun. Sebagai contoh, grafik
Contoh Fungsi
akan terbuka ke bawah pada selang buka (–∞, 0) karena
Contoh Turunan Fungsi
turun pada selang tersebut. Demikian pula, grafik f akan cekung ke atas pada selang (0, ∞) karena f ’ naik pada selang tersebut. Perhatikan gambar di bawah.

Teorema berikutnya menunjukkan bagaimana penggunaan turunan kedua suatu fungsi untuk menentukan selang di mana grafik f tersebut cekung ke atas atau cekung ke bawah. Bukti teorema ini merupakan akibat langsung dari Teorema Uji Fungsi Naik dan Turun, dan definisi kecekungan.

Teorema Uji Kecekungan
Misalkan f adalah suatu fungsi yang turunan keduanya ada pada selang buka I.
  1. Jika f ”(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka grafik f cekung ke atas pada I.
  2. Jika f ”(x) < 0 untuk semua x dalam I, maka grafik f cekung ke bawah pada I.

Untuk menerapkan Teorema Uji Kecekungan, tentukan lokasi nilai-nilai x sedemikian sehingga f ”(x) = 0 atau f ” tidak ada. Gunakan nilai-nilai x tersebut untuk menentukan selang uji. Kemudian, ujilah tanda f ”(x) pada masing-masing selang uji.

TURUNAN GRAFIK DAN FUNGSI

Langkah dan Cara Menggambar Grafik Fungsi dengan Turunan

Salah satu aplikasi atau penggunaan turunan adalah untuk menggambar grafik sebuah fungsi. Adapun langkah menggambar grafik fungsi dengan menggunakan turunan ini sebagai berikut,
  1. Tentukan titik Potong dengan sumbu x dan sumbu y. Cara menentukan titik potong dengan sumbu x dan sumbu y adalah dengan mengganti nilai x=0 dan y=0.
  2. Tentukan titik stasioner beserta jenis titik stasioner tersebut, apakah minimum atau maksimum
  3. Ambil beberapa nilai x untuk mendapatkan beberapa titik lainnya. Semakin banyak nilai x yang diambil maka grafik akan terlihat semakin mulus dan mudah untuk digambar.
 berikut contoh soal dan pembahasan menggambar grafik dengan menggunakan turunan ini,

#1. Gambarlah kurva
f(x)=3x2x3

Pembahasan:
Langkah 1. Tentukan titik potong dengan sumbu x dan sumbu y.
Titik Potong sumbu x
y=0y=f(x)=3x2x30=3x2x33x2x3=0x2(3x)=0x=0x=3
Titik Potong Sumbu x jadinya (0,0) dan (3,0).
Titik Potong sumbu y
x=0y=3x2x3y=f(x)=3.032.03=0Titik Potong sumbu y (0,0)


Langkah 2. Menentukan Nilai Stasioner
f(x)=3x2x3f(x)=6x3x2f(x)=66x

Stasioner adalah kondisi dimana, stasioner : f(x)=0 
f(x)=06x3x2=03x(2x)=0x=0x=2f(0)=3.0203=0, Titiknya (0,0)f(2)=3.2223=4, titiknya (2,4) titik (0,0) minimum karena f(0) kecil dari f(2), artinya (2,4) titik maksimum.

Langkah 3. Ambil beberapa nilai x,
y=3x2x3x=1y=3(1)2(1)3=4(1,4)x=1y=3(1)2(1)3=2(1,2)

Sekarang hubungkan semua titik yang didapat, sehingga akan diperoleh gambar,


#2. Gambarkan grafik dari fungsi,
f(x)=y=x44x3

Silahkan Anda coba menghitung titik potong dengan sumbu x, sumbu y serta nilai stasioner. Pada hasil akhir akan di dapat:
  1. titik potong dengan sumbu X adalah (0,0) dan (4,0). 
  2. titik potong sumbu Y adalah (0,0).
  3. titik stasionernya (0,0) (maksimun) dan (3,-27) Minimum. 
Gambar grafik fungsi di atas akan jadi,

sekian materi dari mengenai turunan grafik dan fungsi semoga bermanfaat terimakasih.